speecash

bisnis online, jual beli online, sistem pembayaran, pembayaran online, bisnis online

laman

Kamis, 22 November 2012

Hasil browsing pengalaman wawancara beasiswa S2/S3 bagian 2

Selamat! Bila Anda berhasil dipanggil untuk mengikuti wawancara
beasiswa, berarti Anda telah menyisihkan ratusan bahkan mungkin ribuan
pesaing Anda. Dalam posisi ini, kita perlu menyadari bahwa sponsor
pemberi beasiswa telah melihat ‘sesuatu’ dalam diri kita (melalui
lamaran yang dikirim), sehingga kitalah yang terpilih ke tahap wawancara, dan bukan orang lain.
Menurut pengalaman saya, saat dipanggil wawancara, Anda sebenarnya sudah memiliki peluang lulus 75%. Sisanya 25% Anda tentukan sendiri saat wawancara. Berikut ini adalah pengalaman saya menjalani wawancara beasiswa ADS bulan January 2011 lalu yang telah mengantarkan saya ke Universitas impian saya di University of Adelaide.

Menghadapi wawancara, tentu diperlukan sedikit persiapan ekstra. Untuk
wawancara ADS ada beberapa hal kunci yang ingin diketahui oleh pewawancara yaitu:
- Pemahaman kita tentang bidang studi yang dilamar dalam kaitan dengan
pekerjaan/profesi yang sedang/akan kita tekuni.
- Motivasi dalam melamar beasiswa / bidang studi
- Persiapan yang dilakukan selama ini
- Seberapa penting peran kita di organisasi saat ini dan dimasa
mendatang.
- Gambaran karir / peran dalam masyarakat setelah menyelesaikan
pendidikan
- Pengetahuan akan isu-isu internasional yang sedang hangat.
Sebagian besar poin di atas sudah kita tampilkan dalam lamaran.
Pewawancara akan membuka lamaran kita saat mereka sedang mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Karena itu, sangat penting untuk membaca
kembali isi lamaran yang telah kita kiriman sebelumnya. Jangan sampai
ada jawaban kita yang justru tidak sinkron dengan isi lamaran.
Pun terkadang terasa sedikit menjengkelkan bila pewawancara seolah
berputar-putar menanyakan hal yang sudah kita jelaskan. Seolah ingin
menyudutkan dan mementahkan semua argumen kita. Tetap sabar, tenang,
sampaikan lagi maksud Anda dengan penekanan poin-poin kelebihan yang
sanggup memenangkan Anda.

Apakah bahasa Inggris sangat menentukan?
Pada tahap ini, saya menganggap bahwa pembaca artikel ini telah
mencapai tahap TOEFL di atas 500 (persyaratan ADS). Bahasa Inggris
memang penting tetapi bukan segalanya. Pun di tahap wawancara, Anda
masih bisa menggunakan bahasa Indonesia. Pewawancara terdiri dari 2
orang. Satu orang adalah professor, perwakilan dari universitas di
Australia dan satu orang lagi adalah orang Indonesia sendiri. Biasanya
perwakilan Indonesia ini juga alumni dari Australia.
Nah saat wawancara, sebaiknya Anda setenang mungkin. Bila kesulitan
mengutarakan maksud karena lupa dengan kata yang pas, gunakanlah kata
atau kalimat lain untuk menjelaskan maksud Anda. Bila memang kepepet
sekali, gunakan bahasa Indonesia saja. Biasanya perwakilan dari
Indonesia akan menjelaskan sama partnernya.
Memiliki nilai TOEFL / IELTS tinggi juga bukan jaminan kelulusan.
Pintar berbahasa Inggris tidak selalu berarti cerdas bukan? Saya
mengenal bebarapa teman dengan score TOEFL /IELTS yang sangat tinggi,
yang sama-sama dipanggil ke tahap wawancara. Akan tetapi ternyata
mereka kandas juga, dan justru ada kandidat dengan IELTS 4,5 – 5
ternyata berhasil memikat ‘juri’ dan mendapatkan beasiswa.
Di tahap wawancara, ditekankan bahwa ini bukan tes untuk mengukur
kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris. Interview adalah adalah
kesempatan terakhir bagi pihak pemberi beasiswa (dalam hal ini
pemerintah Australia) untuk mendapatkan keyakinan bahwa mereka sudah
memilih orang yang tepat. Karena itu, yang perlu disiapkan adalah
jawaban-jawaban yang meyakinkan, yang menunjukkan bahwa Anda menguasai
‘masalah’, mengerti peran Anda dimasa mendatang. Intinya, Anda itu
orang yang penting, sehingga pemberi beasiswa ‘harus’ memilih
Anda, dan tidak memilih orang lain. Kesan inilah yang harus terlihat
saat wawancara, bukan sekedar bahasa Inggris yang berbunga-bunga tanpa
makna.
Khusus mengenai bahasa Inggris, bagaimanapun kita akan bersekolah dan
tinggal di negara berbahasa Inggris. Jadi kemampuan berbahasa Inggris
yang baik tentulah sangat penting. Bukan dalam rangka mencari
beasiswa, tetapi untuk mendukung kelancaran kita menjalani studi kelak
di sana (cieee….lulus nih..). Tidak perlu kursus-kursusan kalau
memang tidak sempat kursus atau tidak punya duit (…seperti saya).
Beli saja buku-buku TOEFL / IELTS yang bagus, lalu serius pelajari,
praktekkan sehari-hari. Pasti berhasil kok..
Lagi pula, bila berhasil lulus, bahasa Inggris kita masih akan
dimantapkan melalui program EAP (English for Academic Purpose) di
Jakarta dan Bali.
Targeted Candidates lebih diutamakan?
Beasiswa ADS memiliki 3 kategori utama yaitu Public (pegawai
pemerintah, bumn), Open (masyarakat umum, swasta, NGO, dll), dan
Targeted (kuota khusus). Bila Anda dicalonkan oleh kantor/organisasi
melalui jalur Targeted, bersyukurlah. Mereka yang melalui jalur ini,
sebetulnya memiliki peluang yang sangat besar untuk mendapatkan
beasiswa ADS. Akan tetapi menurut pengamatan saya, keistimewaan jalur
Targeted hanya terasa pada saat pelamaran. Sebagai kandidat dari jalur
prioritas, lamaran Anda kemungkinan besar lolos ke tahap berikutnya
yaitu tes bahasa Inggris dan wawancara.
Akan tetapi di tahap wawancara, posisi Anda sebagai kandidat prioritas
menjadi sama saja dengan kandidat non prioritas. Kandidat non Targeted
yang mencapai tahap wawancara, tentu saja bukan kandidat yang patut
dianggap remeh. Karena itu, bagi pemegang kartu prioritas tetap harus
mempersiapkan diri dengan baik untuk meyakinkan pewawancara bahwa
panitia seleksi telah memprioritaskan orang yang tepat selama ini, dan
layak untuk diberi beasiswa.
Bagi rekan-rekan yang masuk wawancara melalui jalur biasa, jangan
berkecil hati. Peluang anda sama kok di hadapan pewawancara. Faktanya,
dalam wawancara yang saya ikuti, saya mengenal beberapa kandidat
dengan score IELTS / TOEFL tinggi, pun masuk melalui jalur Targeted
dari salah satu kementerian, ternyata gugur juga di tahap wawancara.
Masalahnya cuma satu, jawaban mereka tidak cukup meyakinkan bahwa
mereka memiliki motivasi besar (dan benar) untuk menjalani program
ini.
Bawa apa saja ke ruang wawancara?
Biasanya kita berpikir untuk membawa segala sesuatu dapat digunakan
untuk mendukung argumen atau jawaban kita selama wawancara. Mungkin
ada piagam, catatan prestasi, sertifikat dll. Untuk wawancara ADS,
tidak perlu bawa apa-apa. Bawa diri saja beserta kepercayaan diri yang
tinggi.
Wawancara ADS biasanya hanya berlangsung sekitar 15 – 20 menit saja.
Waktu sesingkat ini harus dipergunakan sebaik mungkin untuk meyakinkan
pewawancara. Jangan menghabiskan waktu dengan mencari-cari dokumen
atau piagam-piagam di tas Anda. Lagian, ini kesan bahwa Anda tidak
siap, masih nyari-nyari ‘senjata’ padahal Anda sudah di medan
perang.
Kalaupun ingin membawa bukti prestasi, secukupnya saja, yang dianggap
paling nge-jreng. Toh prestasi juga bisa disebutkan terlebih dahulu di
form aplikasi sehingga pewawancara sudah mengetahuinya bahkan sebelum
bertemu Anda.
Pemahaman Isu Internasional
Sebagai calon orang penting dimasa depan, Anda harus mengerti apa yang
terjadi disekeliling Anda. Jangan sampai Anda begitu sibuknya fokus
belajar bahasa Inggris sampai lupa menonton berita atau membaca koran.
Lebih bagus lagi kalau membiasakan diri menyimak berita internasional
melalui koran atau berita tv berbahasa Inggris. Sekali merengkuh
dayung, dua tiga pulau terlampaui. Pengetahuan dapat, bahasa Inggris
mumpuni (maksa bangets ya…).
Bila menghadapi pertanyaan soal isu internasional, siapkan beberapa
topik yang Anda kuasai dengan baik. Ada baiknya juga menyisipkan isu
yang ‘dekat’ dengan pewawancara. Isu yang Anda yakini, juga
diketahui dengan baik oleh pewawancara. Misalnya saja, saat saya
ditanya apa berita koran hari ini, waktu itu lagi hangat berita banjir
di Australia. Saya kebetulan memang sangat suka isu lingkungan hidup,
sehingga sangat ‘menguasai’ isu bencana Australia itu. Jadi saya
bisa ceritakan kota-kota yang terkena paling parah, bagaimana
upaya-upaya masyarakat secara swadaya menanggulangi bencana tersebut
dan tindakan-tindakan penanganan yang dilakukan oleh PM Julia Gilliard
untuk menangani bencana tersebut. Saat menyebut nama sang perdana
menteri, Prof. John dari UTS yang mewawancarai saya mengangguk. Saya
sangat lega karena -seperti saya sebut di awal artikel- sepanjang
interview pewawancara sepertinya selalu mematahkan saya. Makanya
anggukan Prof John itu serasa penuh arti, yang kemudian tersurat dalam
pengumuman kelulusan sekitar 2 minggu setelah wawancara tersebut.
Terkadang juga pewawancara ngomong seenaknya. “Tell me about
Indonesia – China relation!” (misalnya).. Kalaupun tidak menguasai
banget masalah yang ditanyakan, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk
keliatan pintar. Gunakan teknik berkelit sedikit lalu berikan jawaban
yang tidak terlalu jauh dari pertanyaan utama. Pewawancara sangat
menghargai kejujuran.
Jangan Lupa Tinggalkan Kesan
Well,ini agak susah-susah gampang ya… Maksud saya begini. Anda
bayangkan, hari itu ada 100 orang terbaik yang diseleksi dan hanya
sekitar 15 orang yang akan diluluskan. Kalau semuanya kandidat sangat
baik, faktor apalagi yang akan menentukan kegagalan dan keberhasilan
seseorang? Menurut saya kesan pembeda, tentu saja kesan positip.
Selain penguasaan masalah yang sudah diuraikan di atas, kesan ini bisa
berupa ketenangan, senyum tulus, jawaban jujur tapi penuh motivasi,
humor kecil, jabat tangan yang hangat, …banyak lagi kan?..
Di ujung wawancaranya, teman saya dari Medan ditanya sama Professor
pewawancara, “Do you have any question?”
Bukannya menjawab serius, si teman menjawab, “So, where is the
Qantas ticket, Sir.” Tentu saja bukan karena joke-nya teman saya ini
lulus tetapi tanpa disadari terkadang hal-hal kecil yang tidak penting
justru membantu kita mengingat bahkan menyukai seseorang bukan?
Jadi teman-teman, sekali lagi percaya dirilah, dan persiapkan segala
sesuatunya dengan baik. Sebelum masuk ruang wawancara pastikan dan
yakinkan diri Anda, bahwa saat Anda berjalan meninggalkan ruangan
nantinya, pewawancara mengatakan dalam hati mereka: Yess, itu dia
kandidat yang tepat untuk beasiswa ini!
Demikian sharing singkat ini, silahkan dishare bila bermanfaat, dan
selamat berjuang teman-teman semua. Setiap usaha pasti ada reward-nya.
Jangan mudah menyerah ya. Sekedar informasi saja, ini aplikasi saya
yang ke-5 ke ADS, dan merupakan interview saya yang pertama. Saya yang
orang kampung, gak pernah mampu bayar kursus bahasa Inggris -bisa,
teman-teman sekalian pun pasti bisa. Caiyo…!
sumber : http://motivasibeasiswa.org/2012/05/adeltus-lolok-detail-sukses-wawancara-beasiswa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar